Pemerintah Disarankan Konfrontasi Terbuka dengan Malaysia
Mega Putra Ratya - detikNewsJakarta - Hubungan Indonesia-Malaysia kian memanas pasca penangkapan 3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 13 Agustus lalu. Pemerintah disarankan melakukan konfrontasi terbuka jika jalur diplomasi tidak mampu berjalan efektif.
"Konfrontasi terbuka artinya tidak harus jalur diplomasi, jika mereka keluarkan travel advisory kita juga keluarkan. Perusahaan Malaysia di Indonesia dibekukan, pilihan akhirnya bisa gelar senjata," ujar Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti saat berbincang dengan detikcom, Kamis (26/8/2010). Ray mendemo Kemlu 19 Agustus lalu untuk memprotes pembebasan 7 nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
Ray mengatakan saat ini Malaysia sudah jelas-jelas tidak merasa takut dengan Indonesia. Sudah seharusnya pemerintah melakukan sikap tegas terhadap Malaysia.
"Jika tidak tegas, maka akan membuktikan Malaysia tidak bisa diancam dan kita terlihat keok.
Kedua, secara tidak sadar kita mengatakan bahwa daerah di mana polisi kita menangkap 7 nelayan Malaysia adalah daerah sengketa, sehingga kita mengabaikan batas lautan kita," paparnya.
Menurut Ray, jika hal ini terus berlanjut, secara tidak sadar berdampak panjang kepada bangsa kita yang akan dinilai miskin dan hina. Selain itu akan membuat masyarakat harga dirinya tidak ada.
"Pemerintah harus menaikkan harga dirinya, mengajak ini menjadi konflik terbuka. Karena mereka berkeyakinan Indonesia tidak akan serang balik mereka," jelasnya.
Ray tidak yakin Presiden SBY mampu membawa Indonesia meningkatkan harga dirinya di hadapan Malaysia. Ray membandingkan dengan Presiden RI pertama, Soekarno, yang berani angkat senjata melawan Malaysia.
"Itu yang jadi problem. Kelasnya SBY itu kelasnya pemimpin untuk keluarga bukan untuk bangsa, karena kegiatan SBY yang selalu bercitra akan tidak berlaku dalam masalah ini. Berbeda dengan Presiden Soekarno," tambahnya.
(mpr/nrl)
*) ahh, Saya jadi bingung melihatnya, pinginnya sih kaya mottonya urang jawa barat, gemah ripah repeh rapih.... subur makmur, cukup sandang dan pangan, rukun damai aman sentosa. Tapi kalo tanah kelahiran tidak dihargai oleh tetangga sebelah gimana donggg??? Padahal Sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah dalam sabdanya, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tetangganya."
**)pagi-pagi, (saya) seorang rakyat jelata begaya ala komentator politik hubungan internasional.
setuju pemerintah untuk tegas
BalasHapusganyang!!!!
BalasHapusklo dalam kehidupan tetangga biasa dalam arti tetangga di sebelah rumah yaa..
BalasHapusgampang ajah tinggal jual rumah n pindah rumah. Kayakorangdi komplek saya yg ribut ama tetangganya akhirnya pindah rumah :D
laah klo ini tetangganya negara
apa iya mau jual negara
saya juga rakyat jelata yang mau ikut-ikutan mamah(nya) Opang nih,,,,,boleh kan? (ah pasti boleh lah ...Mamah(nya) Opang kan baik hati dan penyayang).....
BalasHapusMemang beberapa kali sudah negara tetangga RI itu melakukan perbuatan yang "menyentuh" ranah wibawa RI sebagai Bangsa. Namun dalam hal ini janganlah serta merta memperbandingkan antara Soekarno dan Soesilo. Sikon politik dalam dan luar negrinya tidak sama persis toh.
Boleh jadi dalam "saku" Soesilo masih ada hal lain terkait pembangunan RI yang masih menjadi prioritas utama. Barangkali juga Soesilo dengan berat hati harus mengorbankan sedikit "kemaluannya" demi sesuatu yang jauh lebih besar/penting.
Bayangkan kalau Soesilo tersulut emosi lalu bersikap konfrontatif dalam segala bidang dengan Malaysia......boleh jadi itu yang di inginkan Malaysia lantaran mereka tak nyaman dengan kemajuan RI.
Toh dalam konfrontasi menang jadi arang kalah jadi abu.......coba perhatikan perang Iran-Irak (1979-1988) Pancingan Irak toh memang untuk menghambat laju keunggulan Iran...Lalu siapa yang menang?...AMARAH....
Jadi.....eloklah dalam menimpali permainan Malaysia, tampar ia dengan tarian yang paling gemulai, teriaki ia dengan lagu paling merdu,......tunjukkan bahwa kita sebagai Bangsa jauh lebih cerdas dalam melibas tumbila(kutu-busuk) tanpa perlu hingar-bingar...........
Pemerintah kan kepanjangan tangan dari rakyat, mah... Jadi wajar aja kalo kita ngerasa "marah"... Toh, ama tetangga sebelah rumah aja bisa bete2an kan... :)
BalasHapussetuju...... untuk mempertahankan harga diri dan wibawa emang mesti tegas... tapi tegasnya kaya gimana yah yo...???
BalasHapusayoo kita ganyang ubi ganyooong hehehe.....
BalasHapusYang pasti gue kesel banget sama negara yang satu ituuuhh! Beneran dhey gak akan gue maen kesana! *esmosi tingkat tinggi.
BalasHapusJadi inget dulu ada kerjasama sama perusahaan Malaysia. Eh tuh orang Malay sok2 ngomong Bahasa Melayu kan katanya mirip tuh sama bahasa kita ya? Sok nasionalis dhey mereka. Trus dengan polosnya gue ngomong "Sorry, i don't really understand with your language! Can we just speak with English? Coz Malay seems a Lil bit strange for me." Hahaha.... males banget gue musti maksa ngarti sama cara dia ngomong, Hueeekkk.... *hidup Indonesia!!
ngikut aja
BalasHapus@mba nita
BalasHapusromantika hidup bertetangga, sekarang berantem, nanti baikan lagi, berantem lagi, baikan lagi.. kalo berantem lagi yaa nanti juga baikan lagi lah.mestinya gak usah pindah kali yeee....
* Negara kita memang belum dijual, tapi sayangnya kekayaan bangsa (bisa dibilang harta benda) kita sudah laris manis terjual ke negara asing....EXXON MOBIL OIL, FREEPORT, SHELL, PETRONAS dan keuntungannya untuk kita adalah.... (apa yah??? berapa persenkah??? saya masih mikir sambil gigit jari)
hiduuuuuuuupppppp!!!!
BalasHapus*ngintil dibelakang mba liya....
BalasHapussetuju banget kang....
BalasHapusmari kita tunjukkan. Tapi, caranya gimana ya kang.....???
setuju bumil.... saya juga gemeeees banget ngeliatnya....
BalasHapus*kalo saya mah tetangga yang baik bum... jadi jangan betebete sama saya yah....
Kumaha nya ?...... Kie we,........Ah ...engkin we.....da iye mah rahasia......
BalasHapus@kang ikin....
BalasHapusulah kitu atuh lamun aya rahasia mah kudu dibeberkeun ka abdi........ meregehese heheheheheuyyyy
*sunda versi orang betawi
Kali ini aku setuju banget sama Kang Ikin.
BalasHapusDan gak pake garuk-garuk kepala dulu. ( Udah keramas tadi, Kang..... heuheuheuh...)
jadi yang kemarin-kemarin gak setuju ya cik....
BalasHapushihihi....
Bukan gak setuju... gak ngarti.... hihihihi.... Maklum komputernya keluaran lama, jadi rada lemot...
BalasHapusIh...ulah maksa atuh.........gini....gini......ini mah sebenarnya mesti menjadi program pemerintah. Misalnya....jadikan prestasi-prestasi olah raga, keilmuan, budaya, dll, yang di capai Malaysia sebagai target untuk di lampaui. Dan atau evaluasi banyak kesepakatan/kerjasama dagang yang pernah disepakati bersama Malaysia. Atau....naon nyah....ee...cicing wae....bantu mikir atuh.....ah kurang lewih sakitu deh.....
BalasHapusSaya mah tidak mau sa-tuju....maunya sa-lapan.....bagaimana? he..he... hatur nuhun.
BalasHapuseee kang ikin mah meni pinter pisan.... okelah lamun kitu... abdi bade ngalaporkeun ka Pak Be Ye dulu ah...
BalasHapus*lamun aya urang sunda didieu maapkan abdi nya lamun aya sale sale kate.....
akuuuurrrr...
BalasHapus*sama-sama pentium jadul toss dulu ahhh....
sedih bacanya :(
BalasHapusbaca ini deh.... http://bencanaglobal2050.blogspot.com/2010/08/negara-terkaya-di-dunia-yang-luput-dari.html
BalasHapusoh iya itu dah baca, makanya tambah miris
BalasHapus